Mawartanews – Warga Dusun Kawit, Desa Golo Ros, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, mengeluhkan ketimpangan distribusi air bersih dari proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Meski proyek ini digadang-gadang sebagai solusi kebutuhan air bersih, nyatanya warga Dusun Kawit justru tidak menikmati manfaatnya.
Pipa saluran air yang seharusnya mengalirkan air ke dusun ini terbukti mubazir. Tidak ada setetes pun air yang bisa dimanfaatkan warga.
Akibatnya, warga terpaksa bergantung pada sungai yang lokasinya jauh. Bagi yang tidak memiliki kendaraan bermotor, mereka harus membeli air dari warga lain yang mampu mengambil air dari sungai.
“Kami kesulitan. Yang punya motor bisa ambil air sendiri, tapi yang tidak punya terpaksa beli,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (8/3/2025) kemarin.
Ironisnya, pemerintah desa tetap mengucurkan anggaran untuk menggaji petugas operasional pemeliharaan air minum (Opam), meski air tidak mengalir.
Warga juga menyayangkan alasan pemerintah desa yang menyebut debit air menurun, padahal di tahun-tahun sebelumnya aliran air lancar bahkan di musim kemarau.
Kepala Desa Golo Ros, Herman Jegaut, mengakui masalah ini. Ia menyebut kerusakan fasilitas bak induk penyalur air sebagai penyebab utama. Namun, hingga kini, pelaku perusakan belum teridentifikasi.
“Kami sering menemukan pipa dipotong dan dibuang ke jurang,” ujar Herman.
Proyek Pamsimas di Desa Golo Ros sendiri telah dilaksanakan dua kali, yaitu pada 2017 dan 2020. Namun, masalah distribusi air tetap menjadi polemik yang belum terselesaikan. (**)