MEDAN — Puluhan mahasiswa menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Medan untuk mendesak penutupan dua tempat hiburan malam yang dinilai bermasalah, yakni Capital Building dan Crypton.
Aksi ini dipimpin oleh seorang orator bernama Saparutdin, yang menuding kedua tempat tersebut telah merugikan masyarakat dan merusak moral generasi muda.
“DPRD Medan jangan diam dan tutup mulut. Periksa juga Capital dan Crypton. Cek berapa pajak yang mereka bayarkan ke pemerintah. Kami menduga jumlah pajak yang dibayarkan sangat rendah, padahal jam operasionalnya luar biasa padat,” teriak Saparutdin dalam orasinya, Kamis (24/4).
Menurutnya, kedua tempat hiburan malam itu layak ditutup karena diduga telah melanggar sejumlah aturan.
Mulai dari jam operasional yang tak sesuai, hingga dugaan membiarkan anak di bawah umur masuk secara leluasa.
Lebih jauh lagi, mahasiswa juga menyinggung soal potensi maraknya peredaran narkoba di tempat tersebut.
Saparutdin juga membandingkan dengan sejumlah tempat hiburan lain di Kota Medan yang menurutnya sudah mulai tertib membayar pajak untuk mendukung pembangunan kota. Namun tidak dengan Capital dan Crypton, yang justru dinilainya seperti kebal hukum.
“Capital dan Crypton ini punya siapa rupanya, sampai terkesan dibiarkan melanggar aturan. Sudah rusak moral anak bangsa, kabarnya pajak yang mereka bayarkan pun bermasalah,” tambahnya.
Tak hanya itu, massa aksi juga menyerukan agar Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRD Medan segera memeriksa anggota dewan Salomo Pardede.
Pemeriksaan ini diminta menyusul mencuatnya dugaan pemerasan terhadap pengusaha hiburan malam yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
Aksi berlangsung damai dengan pengawalan aparat keamanan. Para mahasiswa menegaskan akan terus mengawal persoalan ini hingga ada tindakan tegas dari pihak berwenang terhadap kedua tempat hiburan malam tersebut. (Jul)