MAWARTANEWS.com, KARO – Dosen Mengabdi Pulang Kampung 2022 LPPM IPB University bersama Kelompok Tani (Poktan) Har Har Gunanta gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Terstandar di lokasi Har Har Meeting & Coffee jalan Lingkar Lau Cimba Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, Kamis (28/07/2022) dimulai sekira pukul 11.00 WIB yang dihadiri oleh Kadis Pertanian Kabupaten Karo Ir. Metehsa Karo Karo Purba.
Pelatihan tersebut dibuka oleh Kepala Desa Kacaribu, Suhardi Tarigan serta diteruskan oleh para narasumber dalam pelatihan tersebut diantaranya Prof. Suria Tarigan, Dr. Budi Nugroho dan Dr. Baba Barus yang semuanya merupakan Dosen pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB.
Hanna Bangun SE, selaku Ketua Poktan Har Har Gunanta sebut, bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kita para Petani, mengingat harga pupuk kimia saat ini sangat mahal dan tentunya tidak semua Petani mampu beli pupuk non organik, maka Pelatihan pembuatan pupuk organik ini sangatlah membantu kita, terlebih Pemateri kita telah berpengalaman sekaligus kita hadirkan para Pemerhati Pertanian yang sudah melanglang buana ke semua daerah.
Lanjut Hanna Bangun lagi, ilmu yang dibagi ke Petani sangat bermanfaat sekali, tentu ini menambah wawasan dan masukan yang sangat berharga untuk para Petani dalam mengembangkan pupuk kompos ini walaupun Petani bukan tidak mampu membeli pupuk non organik, tapi untuk menekan biaya produksi, menjaga kelestarian alam dan mengingat banyak lahan yang sudah capek,” ujar Hanna Bangun SE ini yang juga sebagai tuan rumah dalam kegiatan tersebut.
Menurut salah satu narasumber, Dr. Budi Nugroho menjelaskan penggunaan pupuk organik dalam usaha Pertanian merupakan keniscayaan akibat kebutuhan pasokan hara tinggi dan konstan sebagaimana kebutuhan tanaman hortikultura pada umumnya. Disamping itu, dengan meningkatnya harga pupuk akhir-akhir ini, mengakibatkan menurunnya keuntungan Petani karena biaya pupuk dapat mencapai lebih dari 50% dari biaya produksi.
“Salah satu solusi mengurangi ketergantungan kepada pupuk anorganik ini adalah dengan membuat pupuk organik dari bahan baku yang tersedia secara lokal dan kemudian membuat campuran pupuk sintetik dan pupuk organik yang berimbang. Target utama pengembangan pupuk organik adalah menurunkan penggunaan pupuk mineral, mengurangi biaya input untuk usaha pertanian dan mengurangi beban lingkungan yang secara ekonomi sulit dihitung,” paparnya.
Katanya lagi, Petani dalam mengelola pupuk organik selama ini adalah ada anggapan kesulitan membuat dari bahan baku lokal dan volumenya yang bersifat besar (bulky) sehingga meningkatkan biaya dalam transport dan pemakaian tenaga dalam menyebarkannya di lahan.
Dilain pihak kegagalan produksi hortikultura sangat sering diakibatkan oleh hama dan penyakit, oleh karena itu pasokan pupuk organik/bahan organik yang aman dan berkualitas akan lebih baik.
Ditambahkannya lagi, “Pengomposan merupakan solusi untuk mendapatkan pupuk organik yang baik. Kemudian untuk mencegah degradasi lahan, maka penerapan pengelolaan lahan sesuai kaidah konservasi tanah dan air akan digabungkan dengan penggunaan pupuk yang tepat,” ujarnya.
Ir. Metehsa Purba salah satu pemerhati Pertanian dalam sambutannya dalam kegiatan tersebut menyampaikan,” bahwa niat dari pada narasumber ini meningkatkan produktivitas Pertanian Kabupaten Karo yang kita ketahui 70% adalah Petani, jadi hasil pertanian itu harus meningkat. Sebenarnya kami sudah melakukan produksi POC ke hampir setiap Kecamatan di Kabupaten Karo, artinya kami sedang giat-giatnya memproduksi pupuk organik ini kepada Petani, artinya kita siap kerjasama dengan seluruh para Petani,” ujar Metehsa Purba yang juga Kadis Pertanian Kabupaten Karo tersebut.
Terkait pembuatan pupuk organik yang berstandar, itu yang paling penting sebenarnya, dan kepada Petani itu yang perlu dilihat hasil nya, jadi kalau terkait enzim, kadar pupuk dan lain lainnya tak jadi utama bagi Petani, Petani itu perlu hasil yang baik, maka bagaimana hasil Pertanian itu baik dan bagus tentu kita harus serius melakukannya, dengan mengurangi kimia dan meningkatkan organik ini.
Memang berat bagi Petani mengalihkannya namun ini masalah kepercayaan sebenarnya oleh Petani, banyak melakukan praktek, serta harus percaya, kadang Petani berasumsi lebih pintar Petani dari Penyuluh ini yang susah,” kata Kadis ini menambahkan.
Sementara itu, salah satu narasumber lainnya, Prof. Suria Tarigan mengatakan bahwa program ini direncanakan reguler dan berkelanjutan sehingga betul-betul memberi manfaat dan dampak nyata bagi Petani di Tanah Karo.
Pelatihan tersebut juga dihadiri Staf Dinas Pertanian Kabupaten Karo, juga dari berbagai Poktan yang ada di Kabupaten Karo, diantaranya Poktan Kabanjahe, Poktan Berastagi, Kuta Buluh Simole, Kacaribu, Nangbelawan, Ajijulu, Simpang Ujung Aji dan Juma Jalang.