Penulis : Jacob Ereste
Depok, 21 Februari 2023
MAWARTANEWS.com – Usai melalukan ziarah spiritual kenegaraan ke sejumlah tempat di Jawa Tengah, GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) bersama Sahabat dan ketabat dari Posko Negarawan, pada hari Salasa, 21 Februari 2023 berkenan diterima Prof. Dr. Indira Santi Kertabudi M.Si., Ph.D, ahli madya kebijakan publik, Lemhannas RI.
Pertemuan yang berlangsung santai di kawasan Thamrin Jakarta Pusat ini tidak hanya memantapkan rencana acara pada 11 Maret 2023 bersama 45 tokoh nasional yang hendak menyampaikan seruan kepada Presiden serta para pengelola negara agar dapat lebih bijak memperhatikan kepetingan rakyat serta memberi perhatian serius pada bangsa dan negara dari ancaman ambruk akibat tata kelolanya yang tidak baik.
Acara ziarah spiritual kenegaraan ke berbagai tempat pada 17-20 Februari 2023 ke gua Gua Jambe limo dan Gua Jambe pitu, di Desa Selok, Cilacap.
Bangunan Padepokan Agung Sanghyang Jati sungguh indah dan mempesona. Sehingga dari sisi kawasannya yang cukup tinggi itu dapat mengintip sebagian wilayah Kabupaten Cilacap dengan tepian pantainya yang melandai.
Di dalam sekitar kompleks ini juga ada tempat ibadhah Kwan Im Thang. Di dalam Gua Jambe limo tertulis Pak Cilik Sukmoyorenggo dan Pak Cilik Cokrowongso yang acap disebut Gedung Pertapaan Putih.
Sri Eko Sriyanto Galgendu yang didampingi Profesor Yudhie Haryono mengaku telah mendapat Palu Jagat untuk menghadapi goro-goro yang akan terjadi di Indonesia.
Pak Sakum sebagai juru kunci kawasan ini meyakinkan pula penerimaan jagat atas kedatangan TIm GMRI dengan sahabat dan kerabat Posko Negarawan, sehingga dia sangat well come (19 Februari 2023) menerimaan yang diekspresikan dengan suguhan spesial kopi panas berikut tempe mendoan yang hangat.
Begitu juga Slamet Riyadi, juru kunci Gua Jambe limo hingga terus berlanjut ke Gua Jambe pitu yang sepenuhnya berbasis pada keyakinan kepercayaan Kejawen.
Di Padepokan Ampel Gading biasanya acara akan penuh sesak pada setiap tanggal 1 Syuro yang berdatangan dari berbagai pelosok negeri Nusantara, utamanya untuk menentukan kebijakan pilihan dalam bernegara, berbangsa maupun untuk bermasyarakat.
Presiden Soeharto misalnya secara rutin selalu datang ke sejumlah tempat yang dianggap wingit ini dan mampu memberi inspirasi maupun petunjuk untuk memilih suatu keputusan yang penting bagi orang banyak.
Prinsip utama dalam kepercayaan Kejawen bahwa kepercayaan Kejawen itu sebagai suatu kebenaran yang tidak perlu diperdebatkan.
Sehingga masing-masing orang dengan keyakinan yang dipercayai dapat dipahami mempunyai kebenaran sendiri, tanpa perlu mengusik keyakinan orang lain. Karena itu kebenaran yang sejati dapat dipahami para penganut paham Kejawen adalah milik Allah SWT.
Rangkaian ziarah spiritual kenegaraan yang dilakukan GMRI bersama sahabat dan kerabat Posko Negarawan terus berlanjut dengan safari kepada sejumlah tokoh. Pada hari Selasa, 21 Februari 2023, bercengkrama santai dengan Prof. Dr. Indira Santi Kartabudi M. Si, Ph.D., staf ahli madya kebijakan publik, Lemhannas RI, di Warung Kopi Ko Acung, Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Hingga siangnya silaturrachmi berlanjut kepada Marsekal Selamet Subiyanto di kediamannya, Cibubur. Semua rangkaian acara ini merupakan bagian persiapan untuk acara agung pada 11 Maret 2023 bersama 45 tokoh negararan Indonesia lainnya dalam hasrat menyampaikan pesan kenegarawan.
Marsekal Selamet Subiyanto bepesan, orang yang beriman baik itu akan melahirkan keparipurnaan. Mereka yang minus imannya pasti munafik. Dan mereka yang abai pada agama akan menjadi kafir atau etheis.
Perjuangan para tokoh agama dalam upaya menuju kemerdekaan bangsa Indonesia, kata mantan KSAL ini, setidaknya bisa ditelisik sejak 1602, kemudian pada 1908 hingga 1928 yang ditandai dengan Sumpah Pemuda.
Demikian juga dengan keberadaan Sultan dan para Raja yang ada sampai saat Proklamasi bangsa Indonesia (bukan proklamasi negara) pada 17 Agustus 1945.
Itulah lima potensi bangsa Indonesia yang layak dan patut menjadi wakil rakyat di MPR RI, tandas sang Marsekal, yaitu tokoh agama, ilmuan, para Raja dan Sultan (yang memiliki wilayah), dan TNI serta kaum nasionalis, tandas pensiunan Kepala Staf Angkatan Laut, Marsekal Selamet Subianto. Karena bangsawan, pasti negarawan, tetapi negarawan belum tentu bangsawan.
Setidaknya dalam realase terakhir (21/02/2023) dari Prof. Yudhie Haryono selaku Ketua Steering Commette Acara Pesamuan Agung GMRI dan Posko Negarawan pada 11 Maret 2023 sudah cukup siap dilakukan, hampir semua tokoh yang akan menanda tangani Pernyataan Seruan Kenegaraan itu, boleh dikata telah memberikan Persetujuan dan siap menanda tangani seruan kenegaraan yang akan disampaikan secara terbuka itu.