SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BREAKING NEWS

Trump-Zelenskyy Bertemu di Gedung Putih, Ketegangan Memuncak hingga Kesepakatan Mineral Dibatalkan

×

Trump-Zelenskyy Bertemu di Gedung Putih, Ketegangan Memuncak hingga Kesepakatan Mineral Dibatalkan

Sebarkan artikel ini
Donald Trump Presiden Amerika Serikat bersitegang dengan Presiden Ukraina. (Dok. The Guardian)

Washington, D.C. – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, baru-baru ini mengadakan pertemuan di Gedung Putih.

Namun, pertemuan yang seharusnya membahas dukungan AS terhadap Ukraina justru berakhir dengan ketegangan.

Seperti dilaporkan The guardian, Trump dikabarkan membatalkan kesepakatan kerja sama mineral yang sebelumnya direncanakan dan mengkritik Zelenskyy atas kebijakan perang Ukraina.

Dalam pertemuan tersebut, Trump menuduh Zelenskyy mengambil langkah-langkah yang berisiko memicu Perang Dunia III.

Ia juga dikabarkan mempertimbangkan untuk menghentikan bantuan militer bagi Ukraina, sebuah keputusan yang dapat berdampak besar bagi kelangsungan perjuangan negara itu melawan Rusia.

Sikap Trump ini mendapat berbagai reaksi dari dunia internasional. Para pemimpin Eropa menyatakan dukungan kuat mereka terhadap Ukraina dan mengecam tindakan Trump yang dinilai dapat melemahkan posisi Kyiv dalam menghadapi agresi Rusia.

BACA JUGA:  Babinsa Koramil 05/PY Imbau Warga Kibarkan Bendera Merah Putih Sebagai Wujud Kecintaan Kita Kepada Negara

Sementara itu, mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menanggapi peristiwa ini dengan nada puas, menyebut bahwa Zelenskyy akhirnya mendapatkan “teguran yang pantas.”

Zelenskyy sendiri menanggapi ketegangan ini dengan sikap diplomatis. Ia tetap berharap hubungan antara Ukraina dan Amerika Serikat dapat berjalan baik, meskipun mengakui bahwa negaranya tidak bisa dengan mudah berkompromi dengan Rusia.

Perkembangan ini memperlihatkan semakin kompleksnya hubungan antara Amerika Serikat, Ukraina, dan Rusia di tengah perang yang masih berlangsung.

Dengan kebijakan luar negeri yang cenderung lebih proteksionis di bawah kepemimpinan Trump, masa depan dukungan AS terhadap Ukraina masih menjadi tanda tanya besar. (**)