MEDAN – Irigasi bendungan bandar sidoras selalu dikeluhkan warga meski sudah sepakat setiap tanggal 5 turun benih nyatanya selama 2 tahun ratusan petani terancam kemiskinan hanya berharap hujan turun diduga BBWSS II Medan makan tidur, Selasa (5/11/2024).
“Kami tidak bisa turun benih atau mengolah sawahnya dikarenakan saluran sekunder ada 2 unit yang namanya saluran sekunder pardomuan nauli sama saluran sekunder sipitu ribu,” Ucap Lusben perwakilan petani di Percut Sei Tuan Desa Cinta Dame dusun IV.
Selama 2 tahun biaya pemeliharaan bendungan bandar sidoras dipertanyakan petani hingga bergantinya pejabat di instansi Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera II Medan dibawah pimpinan Agus Safari selalu mengabaikan keluhan petani.
“Air tidak bisa masuk karena sendimen sudah terlalu tinggi kami sudah koordinasi dengan pejabat instansi terkait BBWSS dan PSDA tapi sampai sekarang tidak ada tanggapan,” Keluh Lusben juga pengurus kelompok tani.
“Seperti mereka tidak menghiraukan hal tersebut padahal sudah jelas perintah bapak presiden untuk mendukung swasembada pangan untuk petani siapa bertanggung jawab disini, Kemana anggaran pemeliharaannya ini,”Tutur Lusben pertanyakan anggaran.
Pantauan awak media warga bergotong royong membersihkan drainase dengan ketinggian 90 Cm dan terlihat sendimen sudah mencapai 70 Cm hingga menyebabkan air tidak bisa mengalir dan rusaknya jalan hingga tingginya rumput rumput tanpa pemeliharaan.
Salah satu petani Roger Haloho (40) juga menyayangkan pemerintah dengan petani tidak memiliki satu tujuan sama diduga hanya makan tidur tidak menjalankan perintah Presiden Prabowo Subianto.
“Kami ingin bertani tapi pemerintah tidak memberikan solusi terbaik untuk bertani jadi kami meminta untuk saluran air petani yang ada di bendungan bandar sidoras agar diperhatikan.” Tutupnya. (Red)