NASIONAL

Perjalanan Biofuel Menuju Keberlanjutan: Pertamina Energy Dialog 2024

×

Perjalanan Biofuel Menuju Keberlanjutan: Pertamina Energy Dialog 2024

Sebarkan artikel ini

JAKARTA – The 2nd Pertamina Energy Dialog 2024, diselenggarakan oleh Pertamina Energi Institute dan Universitas Pertamina pada 5 Agustus 2024, mengangkat tema “Harnessing Biofuels For Resilient and Sustainable Energy”.

Acara ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan termasuk akademisi, Dewan Energi Nasional, BRIN, dan NGO untuk membahas masa depan biofuel di Indonesia.

Henricus Herwin dari PT Pertamina (Persero) membuka dialog dengan memaparkan outlook energi nasional dan skenario transisi energi.

Dia menyoroti peran gas bumi, bahan bakar nabati, panas bumi, dan teknologi CCS/CCUS dalam mendukung target Net Zero Emission 2060. “Transisi energi memerlukan strategi yang komprehensif dan inovatif,” kata Herwin.

Dr. Dina Nurul Fitria dari Dewan Energi Nasional (DEN) menekankan pentingnya revisi kebijakan energi untuk mendukung transisi menuju energi berkelanjutan.

BACA JUGA:  Kembangkan Vokasi Hijau di IKN, Universitas Pertamina Gandeng Eastern Switzerland University

“Diversifikasi sumber bahan bakar nabati adalah langkah penting untuk mengurangi risiko pasokan dan meningkatkan keberlanjutan,” ujar Dina.

Dia juga menyebutkan perlunya kemajuan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi biofuel.

Vice Chairman Research & Technology APROBI, Dr. Jummy BM Sinaga, menyoroti peluang besar industri biofuel bagi ekonomi nasional.

“Indonesia saat ini menyuplai 21% minyak nabati dunia, dan kapasitas biodiesel nasional mencapai 20 juta kiloliter,” jelas Jummy.

Dia menambahkan bahwa uji coba biodiesel B40 sedang berlangsung dan diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025.

Prof. Dr. Eng. Ir. Iman Kartolaksono dari Institut Teknologi Bandung membahas perjalanan riset biofuel dari skala laboratorium hingga implementasi B30 pada tahun 2020.

BACA JUGA:  Harganas XXIX, BKKBN Dorong KB Pascapersalinan Guna Tekan Prevalensi Stunting

“Biofuel tidak hanya berkontribusi pada solusi energi, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan,” ungkap Iman.

Yohanes Handoko Aryanto dari Pertamina Energy Institute menekankan bahwa inovasi dalam biofuel adalah kunci untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan dekarbonisasi.

“Transisi energi membutuhkan peta jalan inovasi yang jelas dan terukur,” kata Yohanes.

Widhyawan Prawiraatmadja, Ph.D., dari Advisory Board Pertamina Energy Institute, menutup acara dengan menggarisbawahi pentingnya koordinasi lintas sektor untuk mencapai target Net Zero Emission.

“Pengambil kebijakan harus mempertimbangkan tantangan pendanaan dan memberikan insentif yang mendukung pertumbuhan energi bersih,” kata Widhyawan. (Tison)