NASIONALTNI POLRI

Rosita Baptiste: Perempuan Indonesia yang Berani Menembus Batas di Militer AS

×

Rosita Baptiste: Perempuan Indonesia yang Berani Menembus Batas di Militer AS

Sebarkan artikel ini
Letnan Kolonel Rosita Baptiste, seorang perempuan asal Indonesia dengan tinggi badan hanya 149 cm. (Foto: Ist)

Mawartanews.com – Tidak banyak yang menyangka bahwa Letnan Kolonel Rosita Baptiste, seorang perempuan asal Indonesia dengan tinggi badan hanya 149 cm, bisa meniti karier cemerlang di Angkatan Darat Amerika Serikat.

Jika tetap di Indonesia, impian masa kecilnya untuk menjadi tentara atau polisi mungkin hanya akan tinggal angan, mengingat ketatnya persyaratan tinggi badan dalam seleksi masuk institusi tersebut.

Namun, takdir berkata lain. Rosita kini berdiri tegak sebagai salah satu perwira tinggi di militer Amerika, membuktikan bahwa tekad dan kemampuan lebih penting daripada sekadar fisik.

Sejak kecil, Rosita bercita-cita menjadi tentara, Polwan, atau jaksa. Namun, setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), ia harus menerima kenyataan bahwa batasan tinggi badan menghalangi langkahnya.

Tak ingin larut dalam kekecewaan, ia meniti karier sebagai jurnalis di Warta Ekonomi sebelum akhirnya mengikuti suaminya pindah ke Amerika Serikat pada tahun 2000.

Di negeri barunya, Rosita tidak serta-merta terjun ke dunia militer. Perjalanan itu dimulai setelah beberapa tahun beradaptasi, hingga akhirnya ia memberanikan diri mendaftar sebagai tentara.

BACA JUGA:  Atasi Potensi Keributan Ditempat Umum Polres Pali Gelar Patroli Rutin

Meski sempat gagal dalam ujian tertulis, ia tidak menyerah dan mencoba lagi. Upayanya membuahkan hasil, dan ia resmi menjadi anggota Angkatan Darat Amerika Serikat.

Bergabung dengan militer Amerika membuka jalan bagi Rosita untuk berkembang. Kariernya terus menanjak hingga mencapai pangkat Letnan Kolonel.

Selama bertugas, ia ditempatkan di berbagai negara, termasuk Jerman, Irak, dan Kuwait.

Salah satu pengalaman paling mendebarkan yang pernah dialaminya terjadi di Irak, ketika peluru musuh nyaris mengenai kepalanya.

Kejadian itu menjadi salah satu momen paling menegangkan sekaligus membekas dalam ingatannya.

Sebagai seorang perwira, Rosita pernah dipercaya memimpin ratusan tentara di medan perang.

Keberaniannya dalam menghadapi berbagai situasi sulit membuatnya dihormati di lingkungan militer Amerika.

Meski kini sukses di militer Amerika, Rosita masih menyoroti kebijakan seleksi militer dan kepolisian di Indonesia yang mensyaratkan tinggi badan tertentu.

BACA JUGA:  Brigjen TNI Dany Rakca Andalasawan Resmi Menjabat Sebagai Danrem 031/Wira Bima

Menurutnya, lebih penting menilai kemampuan fisik dan kecerdasan seseorang daripada hanya berpatokan pada postur tubuh.

“Tinggi badan tidak boleh menjadi syarat mutlak dalam seleksi militer. Yang lebih utama adalah kemampuan fisik dan daya pikir seseorang,” ujarnya dalam wawancara dengan *VOA Indonesia* pada 1 Februari 2025.

Pernyataan ini mendapat respons dari berbagai pihak, termasuk pengamat politik Islah Bahrawi. Dalam unggahannya di platform X pada 2 Februari 2025, ia menilai bahwa Indonesia perlu mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut agar lebih inklusif terhadap individu berbakat.

“Mungkin Rosita ada benarnya,” tulis Islah dalam cuitannya.

Kisah Rosita Baptiste menjadi bukti bahwa kegigihan dan kompetensi dapat mengatasi segala rintangan, termasuk batasan yang tampak mustahil.

Ia bukan hanya inspirasi bagi perempuan Indonesia, tetapi juga simbol bahwa kesempatan selalu ada bagi mereka yang berani berjuang.