MEDAN | Polisi berhasil menangkap 11 pelaku kericuhan di Jalan Selambo, Desa Amplas. Para pelaku terdiri dari 6 orang dewasa dan 5 remaja di bawah umur.
Kesebelas nya yakni FS (23), MWS (20), RMS (15), MTA (21), MF (21), AP (18), AFP (18), DA (21), JD (17), DAW (17) dan AS (17).
Para pelaku diamankan buah dari pengembangan tiga pelaku yang sebelumnya berhasil ditangkap, yakni FS, MWS dan RMS.
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto menerangkan, para pelaku merupakan komplotan geng motor Neleng.
Mereka pun melakukan aksi penyerangan karena diimingi upah oleh seorang ketua OKP berinisial BG yang kini masih diburu polisi.
“Saya jelaskan, perkara ini terkait dengan tindak pidana secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang sehingga menyebabkan mati,” kata Whisnu, Jumat (25/10/24).
Akibat dari penyerangan tersebut, dua orang warga bernama Bungaran Samosir (52) dan Adam Djhorgi (17) tewas mengenaskan.
“Hasil autopsi, Bungaran Samosir mengalami luka bacok hasil dan meninggal dunia, lalu Adam Djhorgi meninggal akibat luka tembakan pada bagian dada, menembus jantung yang menyebabkan pembuluh darahnya pecah,” sebutnya.
Lanjutnya, salah seorang pelaku, MTA terpaksa diberi tindakan tegas. Pasalnya, saat diamankan MTA berupaya melarikan diri dan melukai petugas.
“MTA ini sebagai ketua geng motor neleng,” lanjutnya.
Akibat perbuatannya para pelaku pun dijerat dengan pasal Pasal 338 dan atau Pasal 170 ayat 2 ke 3e KUHPidana dengan
“Ancaman hukuman selama 15 tahun,” pungkasnya. (Adi)