MAWARTANEWS.com, NAMORAMBE |
Kepala Sekolah SMAN 1 Namorambe, Anna Simanjuntak, SPd, MM, menjadi sorotan setelah 28 orang guru honorer dan ASN melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara pada Rabu, 25 September 2024.
Para guru menuntut agar Anna Simanjuntak dicopot dari jabatannya karena dianggap tidak mampu memimpin sekolah dengan baik dan tidak menunjukkan karakter seorang pemimpin yang seharusnya.
Tim investigasi dari DPW Ikatan Media Online (IMO-Indonesia) Sumatera Utara yang berkunjung ke sekolah tersebut pada Senin, 7 Oktober 2024, menemukan suasana belajar yang jauh dari ideal.
Para guru terlihat tidak berinteraksi satu sama lain, bahkan beberapa guru tampak saling curiga. Kondisi ini menciptakan suasana tegang di lingkungan sekolah, yang berdampak pada perilaku siswa.
Banyak siswa berkeliaran di luar kelas pada jam belajar, dan beberapa terlihat duduk dengan kaki di atas meja tanpa memperlihatkan sikap sopan.
Salah seorang guru yang ditemui di ruang guru mengungkapkan kekhawatirannya kepada tim media.
“Sejak Anna menjabat, suasana sekolah sangat mencekam. Kami sering mendapat ancaman pemecatan dan mutasi jika tidak sesuai dengan kemauannya,” ungkap guru perempuan tersebut yang meminta agar namanya dirahasiakan.
Ia juga menambahkan bahwa Anna Simanjuntak kerap menggunakan kata-kata kasar yang tidak pantas diucapkan oleh seorang kepala sekolah.
Kondisi Fasilitas Sekolah Memprihatinkan
Selain ketegangan di antara para guru, investigasi tim IMO-Indonesia juga menemukan bahwa kondisi fasilitas sekolah sangat memprihatinkan.
Mebel seperti lemari, kursi, dan meja tampak berantakan dan tidak tertata dengan baik. Dinding sekolah kusam dengan cat yang mulai terkelupas, serta lantai yang kotor dan berdebu.
Lapangan olahraga siswa terlihat tidak terawat, dengan net lapangan voli yang sudah koyak dan tak diganti.
Beberapa kaca jendela dan dinding sekolah bahkan ditempeli fotokopi surat Keputusan Presiden tentang disiplin PNS, seolah menjadi pengingat bagi para pegawai akan aturan-aturan yang harus diikuti, namun tidak dibarengi dengan perbaikan manajemen sekolah.
Seorang guru yang ditemui di kantin sekolah turut mengungkapkan kekesalannya. “Sepertinya kepala sekolah lebih sibuk mengutak-atik dana BOS dan mencari kesalahan guru yang tidak disukainya daripada mengurus sekolah ini,” ujarnya.
Tuduhan Pelanggaran Dana PIP dan Perlakuan Arogan
Lebih jauh, Anna Simanjuntak dilaporkan oleh para guru ke Dinas Pendidikan Sumatera Utara karena tidak menjalin komunikasi yang baik dengan staf pengajar dan pegawai.
Bahkan, ia dituding telah memotong dana bantuan siswa miskin dari Program Indonesia Pintar (PIP) dan menahan kartu ujian bagi siswa yang belum melunasi SPP.
Tak hanya itu, para guru juga mengeluhkan sikap arogannya yang sering melontarkan kata-kata kasar baik kepada siswa maupun guru.
Dalam evaluasi kinerja pegawai, Anna Simanjuntak dituduh menuliskan penilaian yang tidak objektif dan bahkan menggunakan kata-kata yang tidak pantas di dalam SKP guru.
Ia juga diduga meminta uang kepada guru-guru yang ingin mengurus SKP dan konversi angka kredit.
Atas tindakan yang dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai kepemimpinan dan etika seorang kepala sekolah, para guru meminta Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara untuk segera mencopot Anna Simanjuntak dari jabatannya demi menjaga integritas dan nama baik SMAN 1 Namorambe sebagai lembaga pendidikan. (Tim)