MAWARTANEWS.com, MEDAN |
Pemerintah terus berkomitmen melakukan transformasi subsidi LPG Tabung 3 Kg secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat sehingga lebih tepat sasaran.
Untuk memastikan pelaksanaan program transformasi tersebut berjalan sesuai rencana, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke lapangan.
Salah satunya monev LPG 3 kg ke pangkalan-pangkalan LPG 3 kg di Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (1/9).
Kegiatan monev LPG 3 kg di Kota Medan ini dipimpin Koordinator Subsidi Bahan Bakar Migas Christina Meiwati Sinaga mewakili Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas dan didampingi oleh Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Hilirisasi ESDM Musthofa.
Hadir pula dalam kesempatan ini Manager PSO & Non-PSO LPG Sales PT. Pertamina Patra Niaga, Isfahani, Pjs Executive General Manager Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) PT. Pertamina Patra Niaga, Andri Prasetyanto, dan Ketua Hiswana Migas DPC Sumatera Utara, Haris Razali.
Dalam kesempatan tersebut Koordinator Subsidi Bahan Bakar Migas Christina Meiwati Sinaga memaparkan, bahwa berdasarkan data sampai tahun 2023 ini, realisasi LPG non subsidi jumlah volumenya dari tahun ke tahun terus menurun sementara di saat yang sama untuk LPG subsidi volumenya terus melonjak naik.
“Pada tahun 2023 ini anggaran yang dialokasikan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan subsidi LPG mencapai Rp117 Triliunan. Sebagai upaya untuk mengurangi beban subsidi LPG tersebut, Pemerintah mencanangkan program transformasi LPG ini agar distribusi LPG 3 Kg ke depannya menjadi lebih tepat sasaran,” jelas Christina.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Hilirisasi ESDM Musthofa menambahkan, bahwa dilihat dari perbedaan konsumsi LPG subsidi dan non subsidi kersebut dapat disimpulkan dalam pendistribusiannya terjadi kebocoran.
“Kebocoran ini bisa jadi banyak orang kaya di Indonesia memakai, atau orang kaya yang memakai LPG 12 Kg dimana sumbernya bukan dari Pertamina tapi dari oplosan, kenyataannya di lapangan seringkali terjadi operasi dan ditemukan pengoplos di lapangan, nah dari kondisi itu kemudian program transformasi LPG ini dicanangkan agar pendistribusiannya lebih tepat sasaran dan untuk mengurangi beban subsidi LPG Pemerintah yang anggarannya terus naik,” kata Musthofa.
Kegiatan monev ini sendiri berupa proses pemantauan program Pendistribusian LPG 3 Kg Tepat Sasaran mulai dari awal hingga akhir, serta melakukan evaluasi terhadap hasil dan dinamika program tersebut, baik positif maupun negatif. “Kegiatan monev ini untuk memastikan bagaimana pelaksanaan di lapangan, kemajuan yang diperoleh dan apabila terjadi kendala, kita akan carikan solusinya,” jelas Christina kepada para agen LPG 3 Kg kota Medan dan kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan hasil kunjungan ke 8 pangkalan LPG 3 kg di Kota Medan, secara umum pelaksanaan pendataan secara online oleh pangkalan telah berjalan dengan cukup baik. Beberapa pangkalan mengaku masih dalam tahap belajar menggunakan sistem ini, namun mereka tetap bersemangat meningkatkan kemampuannya.
“Kita juga meminta agar pangkalan dalam melakukan input data sesuai kenyataan di lapangan sehingga dapat diketahui gambaran konsumen yang sesungguhnya,” lanjut Christina seraya menambahkan bahwa masukan dan kendala yang ditemukan di lapangan akan ditindaklanjuti secara bertahap.
Manager PSO & Non-PSO LPG Sales PT. Pertamina Patra Niaga Isfahani memaparkan, bahwa pangkalan sebagai ujung tombak program tersebut harus dikelola dengan baik agar program ini dapat berjalan lancar.
“Pertamina berupaya maksimal menjalankan penugasan ini. Koordinasi terus dilakukan untuk meningkatkan implementasinya agar sesuai target yang ditetapkan,” tambahnya.
Sementara itu, Pjs Executive General Manager Regional Sumbagut PT. Pertamina Patra Niaga, Andri Prasetyanto mengatakan, pihaknya akan terus mendukung program digitalisasi ini dengan meningkatkan sosialisasi kepada pangkalan, agen dan masyarakat.