MAWARTANEWS.com, MEDAN – Presiden Joko Widodo berpidato pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Lapangan Merdeka Kota Medan Kamis (7/7/2022).
Dalam pidato resmi tersebut, Presiden yang akrab disapa Jokowi itu bicara dampak pandemi dan perang yang terjadi di Ukraina. Yang dampak buruknya, pandemi dan perang mendongkrak kenaikan dan ketersedian pada pangan dan energi. Banyak negara telah merasakan dampak nyata bahkan hingga kekurangan pangan akut.
Sementara Indonesia, kata Jokowi bisa bertahan tidak menaikkan harga pangan dan energi. Di sektor pertanian, Indonesia berhasil tak ekspor beras dalam tiga tahun terakhir. Sedangan di bidang energi pemerintah tak menaikkan BBM jenis pertalite.
Juntrungannya, presiden ingin masyarakat bersyukur dan memperhatikan gizi di setiap keluarga. Kelak, anak-anak adalah generasi masa depan yang akan jadi wajah negara.
“Kalau anaknya stunting, kurang gizi bagaimana mau bersaing di tingkat internasional. Saya ingin pada 2024 angka stunting nasional harus turun menjadi hanya 14 persen saja. Data 2021 stunting sudah di angka 24,4 persen. Pada 2014 saat saya masuk angka stunting 37 persen. Jadi penurunannya tinggi, dan pada 2024 harus bisa 14 persen,” kata Jokowi.
Kemudian ayah Kahiyang Ayu itu pun memanggil pendamping keluarga yang hadir untuk maju ke depan untuk ditanyai. Maju ibu Lidya, pendamping keluarga dari Sumatera Barat dan Satgas Penanganan Stunting Sumatera Utara Deni Andayuni.
Deni menjelaskan bahwa Sumatera Utara siap menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 sesuai instruksi presiden. Hal itu bisa dilakukan salah satunya berkat keseriusan Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution yang telah menggelontorkan anggaran yang besar.
“Pak Gubernur dan wali kota kami tercinta kami optimis bisa menurunkan angka stunting di Sumatera Utara. Saya apresiasi Wali Kota Medan menyediakan anggaran yang cukup besar untuk mengatasi stunting,” kata Deni.
Menjawab presiden, Deni nenyebutkan di Sumut saat ini ada 25,8 persen anak yang didiagnosa mengalami stunting. Sedangkan di Kota Medan ada 19,9 persen anak yang mengidap stunting.
“Jadi untuk turun ke 14 persen gampang apa sulit ya? Bisa ya ibu punya keyakinan ya. Kalau bisa nanti saya beri sepeda,” timpal Presiden Jokowi.
Diketahui, Bobby Nasution telah menyiapkan sejumlah program penanganan stunting. Pada 2022 ini, Pemko Medan telah menyusun 15 program, 16 kegiatan dan 29 subkegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi yang dilaksanakan 10 OPD dan 30 Kelurahan dengan total pagu anggaran Rp198.102.286.201, termasuk dana kelurahan Rp1.905.246.381.
Khusus untuk 550 balita penderita stunting yang saat ini terdapat pada 20 kecamatan di Medan telah pula ditetapkan anggaran penanganan sebesar Rp14.878.011.827.