SERGAI – Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Serdang Bedagai 2024, relawan kotak kosong, Alamsyah, menjadi sorotan dengan ajakan kampanye uniknya yang mendorong masyarakat untuk mencoblos kotak kosong nomor urut 2.
Dalam siaran langsung melalui akun Facebook-nya, Sabtu (5/10/2024), Alamsyah menyampaikan pesan kuat kepada warga Serdang Bedagai untuk hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 November 2024. Ajakan ini bukan sekadar seruan biasa, melainkan bentuk perlawanan terhadap dinamika politik yang dinilainya tidak sehat.
Alamsyah menyoroti pentingnya memilih kotak kosong sebagai langkah mempertahankan demokrasi di tengah kondisi di mana hanya ada satu pasangan calon yang maju dalam kontestasi.
Menurutnya, keberadaan satu pasangan calon saja mencerminkan demokrasi yang mulai mati, apalagi jika hal ini disebabkan oleh monopoli dukungan dari seluruh partai politik.
Bagi Alamsyah, situasi ini menggambarkan bagaimana politik dapat kehilangan esensi kompetisinya, di mana rakyat kehilangan pilihan yang beragam.
“Memilih kotak kosong adalah wujud nyata dari hak berdemokrasi. Ini bukan pelanggaran hukum, tetapi justru sebuah bentuk perlawanan terhadap sistem yang tidak memberi ruang bagi pilihan lain,” tegas Alamsyah.
Ia merasa bahwa adanya hanya satu pasangan calon menunjukkan bahwa proses demokrasi berjalan tidak semestinya, dan masyarakat seharusnya memiliki opsi lain untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap sistem tersebut.
Lebih jauh, Alamsyah juga mengkritik praktik-praktik yang menurutnya mencederai demokrasi dalam Pilkada. Ia menuntut agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Serdang Bedagai bersikap tegas dan netral dalam menjalankan tugas pengawasannya.
Alamsyah menyoroti perlunya pengawasan ketat agar tidak ada pihak-pihak seperti Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI/Polri, kepala desa, perangkat desa, atau tenaga honorer yang terlibat dalam kampanye praktis.
“Netralitas Bawaslu sangat penting. Jangan ada pembiaran terhadap pelanggaran, terutama jika ASN, TNI/Polri, atau perangkat pemerintahan terlibat dalam kegiatan kampanye praktis. Ini akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi yang bersih dan jujur,” kata Alamsyah.
Pesan yang disampaikan Alamsyah melalui kampanye kotak kosong ini menyoroti isu-isu mendalam terkait integritas demokrasi lokal.
Dengan dorongannya untuk memilih kotak kosong, ia berharap bisa membangkitkan kesadaran publik tentang pentingnya menjaga kemurnian demokrasi, serta mengingatkan semua pihak yang terlibat, termasuk Bawaslu, untuk menjalankan tugasnya dengan adil dan tanpa berpihak.
Dalam Pilkada yang diharapkan menjadi pesta demokrasi untuk memilih pemimpin, langkah memilih kotak kosong bisa menjadi simbol perlawanan terhadap dominasi politik yang mengarah pada minimnya pilihan bagi masyarakat.