BREAKING NEWSNASIONAL

Akademisi USU Roy Fachraby Ginting : Untuk Mengatasi dan Menghadapi Demo, Pemerintah Harus Memberikan Edukasi yang jujur dan Terbuka Terkait Kenaikan Harga BBM

×

Akademisi USU Roy Fachraby Ginting : Untuk Mengatasi dan Menghadapi Demo, Pemerintah Harus Memberikan Edukasi yang jujur dan Terbuka Terkait Kenaikan Harga BBM

Sebarkan artikel ini
Akademisi USU Roy Fachraby Ginting SH M.Kn (Istimewa/mawartanews)

MAWARTANEWS.COM – Aksi Demo menolak kenaikan BBM terjadi hampir di seluruh Indonesia. Pengamat bidang Hukum dan Sosial serta akademisi Universitas Sumatera Utara Roy Fachraby Ginting SH M.Kn mengatakan bahwa penolakan ini terjadi karena disatu sisi perkonomian masyarakat belum pulih pasca covid 19 yang kemudian diikuti kenaikan harga BBM dan di ikuti dengan kenaikan kebutuhan masyarakat di pasar.

“Sangat wajar mereka merespon dan menyampaikan aspirasi bahwa terjadi kesulitan-kesulitan ditengah masyarakat, yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi dalam mendukung kehidupan mereka,” ujar Roy yang merupakan Dosen dan Staff Pengajar Mata Kuliah Hukum Bisnis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU ini.

Dikatakan tokoh yang cukup kritis ini, pemerintah juga tentu memiliki pandangan dan kebijakan soal kenaikan harga bbm ini. Kebijakan kenaikan harga bbm ini diambil ditengah kondisi sulit ketika harga minyak mentah dunia melonjak.

Setiap negara tentu sangat berbeda beda kesiapannya termasuk bangsa kita yang kondisi ekonominya yang belum pulih dan belum bangkit dari keterpurukan ekonomi.

Menurut Roy Fachraby Ginting, rakyat saat ini tentu sangat wajar bila terjadi pandangan yang berbeda. Kondisi di masyarakat yang merespon dengan adanya unjuk rasa di tengah tengah masyarakat.

Aspirasi masyarakat ini tentunya perlu direspon dengan dialog dan edukasi yang cerdas, terbuka dan jujur dengan fakta fakta dan perbandingan dan ada solusi untuk meringankan beban ekonomi masyarakat menengah ke bawah.

BACA JUGA:  Polri Gelar Upacara Korps Raport ke 42 Pati dan 121 Pamen

“Sangat memungkinkan kebijakan yang sama-sama menguntungkan atau win-win solution. Ada jalan tengah untuk penyelesaian masalah ini, agar demo tidak mengarah ke hal hal yang tidak baik,” kata Roy Fachraby Ginting yang juga merupakan Dosen dan Staff Pengajar Mata Kuliah Ilmu Filsafat Fakultas Kedokteran Gigi USU ini.

Dikatakan Ginting, jalan tengah menjadi penting sebab apabila merasa benar semua maka akan terlalu lama demo seperti ini. Yang berunjuk rasa silahkan sampaikan aspirasinya dengan cara yang benar dan tidak melanggar aturan.

Yang terpenting aspirasi sudah tersampaikan ke pemerintah dan tentu ada solusi. Bagi aparat jangan terpancing emosi dan terjadi caos yang justru hasilnya akan menimbulkan rasa benci dan jarak antara masyarakat dan aparat yang tentunya di harapkan menghadapi aksi demo dengan sangat humanis yang tentunya dapat meredam dan memperkecil jarak perbedaan pendapat antara rakyat dengan pemerintah yang tentu dengan dialog dan kebijakan yang melahirkan solusi bagi rakyat, katanya.

Roy juga mengingatkan agar Pemerintah secara terus menerus dapat memberikan informasi dan keterangan kepada masyarakat. Misalnya, informasi yang beredar di masyarakat terkait harga BBM di Malaysia yang lebih murah dibandingkan di tanah air harus bisa dijelaskan secara gamblang juga oleh pemerintah maupun Pertamina.

BACA JUGA:  Kontraksi Langsung Dengan Zat Kimia Berbahaya, Sempat Membiru, Pekerja PT. BTL Selamat Dari Maut

Dengan begitu, isu yang berkembang di masyarakat tidak menjadi bola liar dan memperkeruh suasana, kata Roy Fachraby Ginting yang juga Sekretaris Umum DPP IA-MAKA-USU ini.

Menurut Roy Fachraby Ginting, Harga BBM di Malaysia lebih murah ketimbang di Indonesia karena, selain ada perbedaan komponen pembentuk harga di kedua negara, harga BBM di Malaysia bisa terus ditahan meskipun ada peningkatan harga minyak. Ini merupakan hasil dari penerapan subsidi besar-besaran yang diterapkan Pemerintah Malaysia.

“Pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi bahan bakar sehingga harga bahan bakarnya tidak mengikuti skema pasar. Hanya saja tujuan pemberian subsidinya berbeda dengan skema pemberian subsidi yang ada di Indonesia”, kata Roy Fachraby.

“Persoalan yang paling mendasar adalah bahwa Fokus Malaysia dengan kita (Indonesia) berbeda. Mereka fokus pertumbuhan sehingga memberikan subsidi yang besar kepada rakyat dan pemerintahan kita juga tentunya dapat memberikan solusi dan kompensasi dengan kebijakan kenaikan harga bbm ini dengan komunikasi yang baik kepada masyarakat”, tutup Roy Fachraby Ginting SH M.Kn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *